aku bangun jam 05.00. tidak langsung ambil air untuk wudhu. aku menyalakan komputer. aku memastikan sampai mana pesenan orang itu. setelah itu, aku KM. subuhan. setelah membaca surat asyura dan terjemahannya. "tumben ngaji?" tanya tetanggaku. "lagi pingin aja!" jawabku.der, dor, aku mengerjakan pesenan. capek juga. aku telpon kashmir. cukup lama nunggunya, hingga kashmir mengangkat telpon. "Mir, ke kampus nggak?" tanyaku. "nggak tahu. aku belum siap2," jawab kashmir. "tanya arif aja!" perintah kashmir. "udah ku sms, belum dijawab," kataku. setelah itu, aku sms bu ary. ibu berkacamata itu menjawab, "nggak" melalui sms. udah deh, pukul 08.00, aku tidur pagi. mimpi sebentar. ada telpon berdering. kok nomer jakarta. aku ga tahu. yang pasti bukan "kebon sirih"! yang pasti bukan "palmerah"! yang pasti bukan "tebet"! siapa ya? aku angkat, eh ibu nita yang telpon. "jadwal pak sumardi nggak bisa dipindah hari selasa. dia ngotot hari rabu jam 08.00. pak mardi marah2. mahasiswa kok ngatur dosen," demikian cerita bu nita. aku hanya bilang, "oo...ooo". setengah tidak sadar. antara dunia mimpi dan dunia nyata. "bisa datang hari ini ke kampus nggak?" tanya nita. "sepertinya tidak bisa". "ya udah," kata nita. "terima kasih infonya," kataku. "tolong kabarin ke lainnya ya," pinta nita. aku langsung sms ke bu rita, bu ary, dan kashmir. aku kembali memeluk bantal.
ternyata, aku bermimpi lagi.
ceritanya begini.
waktu itu aku sedang naik motor. aku nggak tahu daerahnya. yang jelas, pemukiman padat rumah dan penduduk. didepanku ada demonstrasi sekitar puluhan orang. tiba-tiba, ada beberapa orang menyergapku. mereka menganggapku sebagai salah seorang demontran. setelah itu, aku diajak masuk ke dalam sebuah rumah. eh, ternyata di dalam rumah itu ada pak arif rachman. aku sendiri kenal. tapi, beliau tidak mengenalku.
"kamu wartawan kan! kamu jurnalis kan!" tanya pak arif rachman.
"saya pernah jadi mahasiswa bapak!" sanggahku.
"yang penting kamu wartawan!" kata pak arif rachman.
kemudian, beliau dan kawan-kawannya memintaku untuk menulis sebuah berita mengenai aksi demonstrasi itu. aku dipaksa agar menulis berita positif. aku ditekan oleh pak arif rachman.
"jadi wartawan dan jurnalis yang baik," kata pak arif rahcman setelah aku menulis berita.
aku pun terbangun. langsung ke kamar mandi dan aku mandi. cukup segar, setelah itu waktu menunjukkan pukul 11.30. aku menyalakan televisi. dan langsung bersih-bersih kamar. 12.30, aku pergi ke warung padang. pesen telor tahu dan makan siang. aku mengambil hape. membuka sms, ada sms dari Pak Arif Hidayat.
kenyang, aku baca novel. 14.00, aku mengobrol tentang koalisi golkar dan SBY bersama kawan-kawan. setelah pukul 15.00, aku berangkat ke kebon sirih. pukul 15.30, aku menulis cerita ini.
No comments:
Post a Comment