”Manusia yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya,” sabda Rasulullah saw. Hadis ini adalah sebagian di antara hadis-hadis yang berkenaan dengan keutamaan mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. Hadis-hadis seperti itu dise-but hadis “fadhail” —berasal dari kata “fadhilah” yang berarti keutamaan, kebajikan, atau manfaat utama (excellences, virtue, merit). Para ulama sepakat bahwa hadis fadhail —sekali pun dhaif— boleh disebarkan untuk mendorong orang beramal saleh. Berikut ini kita sampaikan hadis-hadis berkenaan dengan keutamaan Al-Fatihah, dengan sedapat mungkin merujuk pada hadis-hadis yang shahih atau paling sedikit hasan. Ketika kita menyebutkan hadis-hadis tentang nama-nama Al-Fatihah, sebagian dari keutamaan Al-Fatihah ini sudah kita kemukakan. Di sini kita hanya mencantumkan hadis-hadis yang belum kita sebutkan.
Lebih baik dari segala kesenangan duniawi. “Pada suatu hari Rasulullah saw sedang duduk bersama para sahabatnya. Mereka saling mengingatkan tentang nikmat Allah, kefanaan dunia, kekekalan akhirat, pahala orang yang beriman, dan azab bagi orang kafir. Tiba-tiba mereka mendengar sekelompok orang tertawa dengan riang sambil memukul-mukul genderang. Melihat ini, Rasulullah saw bertanya: Apa yang mengakibat-kan penduduk Makkah bergembira seperti ini? Salah seorang sahabatnya menjawab: Ya Rasulullah inilah kafilah yang masuk ke Makkah dan mereka bergembira menyambut-nya. Rasulullah saw bersabda: Marilah kita berdiri keluar melihat mereka dan mengambil pelajaran dari mereka.
“Kemudian mereka semua pergi duduk bergabung dengan rombongan orang. Kafilah demi kafilah masuk. Orang-orang berkata: Inilah kafilah Bani Umayyah, ini kafilah Bani Hasyim, ini kafilah Bani ‘Adi, sampai masuklah tujuh kafilah. Ketika Rasulullah saw memandang mereka, keindahan mereka, perhiasan mereka, harta mereka dan kegem-biraan mereka, rasa duka menyelimuti hati Nabi; karena sahabat-sahabatnya semenjak beberapa hari dalam keadaan lapar dan tidak menemukan sesuatu yang mereka makan.
“Semua itu membuat Rasulullah saw bersedih dan bertanya-tanya: Allah swt memberikan kepada orang kafir harta yang banyak dan Dia tidak memberi kami makanan? Pada saat itu juga turun Jibril dan berkata: Ya Muhammad, sesungguhnya Allah swt berkata kepadamu, “Aku telah memberi kamu tujuh ayat yang diulang, yakni Al-Fatihah. Allah mengharamkan pembacanya dari tujuh pintu jahanam. Inilah obat dari segala penyakit kecuali kematian. Tidak ada di dalam kitab-kitab, surat yang lebih utama daripadanya. Karenanya Iblis menjerit. Para iblis di samping-nya berkumpul dan bertanya: Apa gerangan yang terjadi wahai Junjungan kami, wahai Pemimpin kami. Ia menjawab: Ketahuilah pada hari ini sudah turun surat kepada umat ini. Siapa yang membacanya masuk surga tanpa perhitungan dan siksa. Kamu tidak akan mampu menghadapi para pembacanya, tipu daya kamu sia-sia.
“Jibril berkata: Apakah yang Aku berikan kepadamu, Muhammad, lebih baik? Atau tujuh kafilah yang Aku berikan kepada orang kafir? Berkata Rasulullah saw: Ini lebih utama, wahai Jibril. Jibril berkata: Ya, Muhammad, maukah kami tukar tujuh ayat yang kamu miliki dengan tujuh kafilah mereka? Rasulullah saw menjawab: Tidak, ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan apa yang telah Tuhanmu berikan kepada kamu, Allah swt juga berfirman: Telah kami berikan kepada-Mu Al-Quran yang agung. Sekiranya ia tertulis pada lembaran-lembaran kertas, kemudian dilemparkan ke dalam api, api tidak akan membakarnya. Maka bagaimana mungkin api neraka membakar pembacanya dan membakar penghafalnya. Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran Allah berikan kepadanya seratus kebaikan. Apakah Al-Quran itu yang lebih baik, atau kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Al-Quran lebih baik, ya Jibril.
“Jibril berkata: Maukah kamu tukar-kan Al-Quran dengan kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Tidak ya Jibril. Jibril berkata: Hai Muhammad, ketahuilah, haknya Al-Quran dan Tuhanmu berkata kepadamu: Kami berikan juga kepadamu hari Jumat pada setiap tujuh hari. Malamnya lebih baik dari dunia dan segala isinya. Pada setiap saat, pada hari Jumat, Tuhan bebaskan seratus ribu orang yang sudah dipastikan masuk ke neraka dan setiap anak musyrikin yang lahir pada malam itu, yang Allah muliakan dia dengan Islam, karena kemuliaan malam itu. Ia menghapuskan dosa-dosa di antara Jumat itu dan Jumat berikutnya. Ia melepaskan azab para mukminin penghuni kubur dan setiap orang yang memper-oleh azab pada malam itu karena kemuliaan-nya. Apakah itu lebih baik daripada kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Itu lebih baik. Jibril berkata: Maukah kamu tukarkan hari Jumat dengan kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Tidak ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan apa yang aku berikan pada hari itu, dan Ya Muhammad, Tuhanmu juga berkata: Kami berikan tujuh kali tawaf. Siapa yang bertawaf di sekitar Baitullah, seakan-akan ia bertawaf di sekitar ‘Arasy Allah swt. Siapa yang tawaf di sekitar ‘Arasy-Nya, Allah akan malu menyiksa-nya. Setiap minggu setiap saat, orang beriman tawaf di sekitarnya, Allah memperhatikannya tujuh kali. Ingatlah kemurahan Allah yang diberikannya kepada orang mukmin berupa ampunan. Apakah ini lebih baik atau kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Ini lebih baik. Jibril berkata: Maukah kamu tukarkan ini dengan itu? Rasulullah saw menjawab: Tidak ya Jibril.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan yang telah aku berikan. Ya Muhammad, sesungguhnya Tuhan-Mu berkata: Kami berikan kepadamu juga tujuh kali melempar jumrah. Pada setiap jumrah, Allah ampuni dosa-dosa besar dari umatmu. Setiap lemparan jumrah menutup satu pintu jahanam, bagimu dan bagi orang yang melemparnya. Apakah ini lebih baik bagimu ataukah kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Ini lebih baik.
“Jibril berkata: Ketahuilah kemuliaan yang aku berikan dan Tuhanmu berkata: Sesungguhnya aku perintahkan tujuh langit dan penghuninya, tujuh bumi dan penghuni-nya, untuk berdoa bagimu dan bagi umatmu, setiap hari lima kali pada waktu-waktu salat. Apakah itu lebih baik atau kafilah-kafilah itu? Rasulullah saw menjawab: Itu lebih baik. Jibril berkata: Janganlah kamu layangkan pandang-anmu kepada kesenangan yang kami berikan kepada mereka. Tetapi pandanglah kemurahan yang telah aku berikan kepadamu.
“Kemudian Rasulullah saw membaca: Janganlah kamu layangkan pandanganmu kepada kesenangan yang kami berikan kepada mereka dalam hal-hal istri-istri mereka. Rasulullah menarik nafas panjang seraya berkata: Aku bukanlah penghuni dunia ini, tetapi penghuni akhirat. Akulah kekasih Sang Kekasih. Ditanya ‘Atho, kapan Al-Fatihah diturunkan? Ia berkata: Turun di Makkah pada hari Jumat sebagai anugerah Allah kepada Nabi kami Muhammad saw. Bersamanya ada tujuh ribu malaikat yang menyertai Jibril, dan Allah tidak memberikan surat itu kepada seorang pun sebelumnya.1 ”
Turun langsung dari ‘Arasy Tuhan. Dari Ja’far bin Muhammad as dari ayahnya dari kakeknya sampai kepada Nabi saw. Ia ber-sabda: Ketika Allah swt bermaksud menurun-kan Al-Fatihah, ayat Kursi, Syahidallahu, qul lillahumma malik al-mulk, semua ayat itu bergantung di ‘Arasy Tuhan. Tidak ada peng-halang di antaranya dengan Allah. Semua ayat itu berkata: Tuhanku, kau turunkan kami ke kampung yang penuh dosa, kepada orang yang menentangmu, padahal kami bergantung pada kebersihan dan kesucianmu. Allah swt ber-firman: Demi keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku, jika seorang hamba membaca kamu sesudah salatnya, Aku akan tempatkan dia di wisma kesucian (firdaus), Aku akan perhatikan dia dengan mata-Ku yang terpelihara setiap hari tujuhpuluh kali pandangan, Aku akan penuhi setiap hari tujuhpuluh keperluannya, paling sedikit di antaranya adalah ampunanku. Aku lindungi ia dari semua musuh. Aku akan membelanya. Tidak ada yang mencegahnya masuk surga kecuali kematian.2
Keistimewaan bagi umat Rasulullah saw. Dari Hasan bin Ali: Pada suatu hari serombongan orang Yahudi menemui Nabi saw. Di antara yang mereka tanyakan: Kabarkan kepada kami tujuh hal yang Allah berikan kepadamu dan tidak diberikan kepada Nabi yang lain, dan Allah berikan kepada umatmu dan tidak kepada umat yang lain? Nabi saw bersabda: “Allah memberikan kepadaku Al-Fatihah, adzan, jamaah di masjid, hari Jumat, menjaharkan tiga salat, keringanan bagi umatku dalam keadaan sakit, safar, dan salat jenazah, dan syafaat bagi pelaku dosa besar di antara umatku.”3
Besarnya pahala bagi yang membaca-nya. Dari Ali as, Nabi saw bersabda, ”Pada malam Isra, aku berhenti di bawah ‘Arasy. Aku melihat ke atasku dan kulihat dua papan bergantung terbuat dari mutiara dan yakut. Pada papan yang satu tertulis Al-Fatihah, dan pada papan yang lain seluruh Al-Quran. Aku berkata: Tuhanku, muliakanlah umatku dengan dua papan ini. Tuhan yang Mahatinggi berfirman: Aku sudah memuliakan kamu dan umatmu dengan keduanya (yakni firman Tuhan: Sudah Aku berikan kepadamu tujuh yang diulang dan Al-Quran yang agung.) Aku berkata: Tuhanku, apa pahala orang yang membaca Al-Fatihah? Allah swt berfirman: Ya Muhammad, barangsiapa yang membaca tujuh ayat itu satu kali, aku haramkan baginya tujuh pintu jahanam (seperti firman Allah: Baginya ada tujuh pintu). Aku berkata: Tuhanku, apa pahala orang yang membaca Al-Quran satu kali? Allah swt berfirman: Ya Muhammad, untuk setiap huruf Aku beri kepadanya satu pohon di surga”4
Dari Anas bin Malik ra, Nabi saw bersabda, “Jika seorang hamba berkata alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, Allah berfirman: Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, Aku curahkan kepadamu nikmat-Ku di dunia dan akhirat. Bila dia berkata al-rahmân al-rahîm, Allah berfirman: Rahmat-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata mâliki yaumiddîn, Allah berfirman: Anugerah-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în, Tuhan berfirman: Pertolongan-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata ihdinash shirâthal mustaqîm, Tuhan berfirman: Petunjuk-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata shirâth alladîina an’amta ‘alaihim, Tuhan berfirman: Syafa’at kekasih-Ku bagimu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata ghair al-maghdûbi ‘alaihim, Tuhan berfirman: Demi keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, Aku akan dekatkan diri-Ku kepadamu di dunia dan akhirat. Jika ia berkata wa lâ al-dhâlin, Allah berfirman: Demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemuliaan-Ku, ketinggian-Ku, Aku tetapkan namamu dalam daftar orang-orang yang ber-bahagia dan Aku hapuskan namamu dari daftar orang-orang yang celaka.”5
Salat tidak sah tanpa Al-Fatihah. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Malik, Abu Dawud, Turmudzi, Al-Nasai, Ibnu Majah dengan sanad yang bersambung kepada Nabi, Rasulullah saw bersabda, ”Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca Fatihat al-Kitab.” Al-Daruquthni meriwayatkan dari Ubadah bin al-Shamit: “Tidak mendapat pahala salat orang yang tidak membaca Al-Fatihah”. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, al-Nasai menyampaikan sabda Nabi saw: “Barangsiapa yang melakukan salat, tidak membaca Al-Quran di dalamnya, maka salatnya itu bercacat, bercacat, bercacat.”6
Memberikan pengampunan dan per-lindungan. Diriwayatkan oleh Muhyiddin Ibn al-Arabi dalam Futuhat al-Makkiyyah dengan sanadnya yang bersambung kepada Nabi saw, Allah swt berfirman: Hai Israfil, demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemurahan-Ku dan kemuliaan-Ku, siapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim bersambung dengan Al-Fatihah satu kali, saksikanlah bahwa Aku ampuni dosa-dosanya, Aku terima kebaikan-nya, Aku maafkan kesalahannya. Aku tidak akan membakar lidahnya dengan api dan siksa pada hari kiamat, pada hari ketakutan yang besar. Ia akan berjumpa dengan-Ku sebelum para nabi dan para awliya.”7
Al-Thabrani meriwayatkan dengan sanad dari al-Saib bin Yazid, “Nabi saw memohonkan perlindungan bagiku dengan Fatihat al-Kitab.”8
Memberikan Kesembuhan untuk Berbagai Penyakit. Rasulullah saw bersabda kepada Jabir bin Abdullah: Hai Jabir, maukah kamu saya ajarkan surat yang paling utama yang Allah turunkan dalam kitab-Nya? Jabir menjawab: Tentu saja, demi ayah dan ibuku.Ya Rasul Allah, ajarkanlah surat itu kepadaku. Kemudian Rasulullah saw mengajarkan kepadanya alhamdulillah, Umm al-Kitab, seraya berkata: Maukah aku beritakan lebih lanjut tentang Al-Fatihah? Jabir menjawab: Tentu saja, demi ayah dan ibuku. Ya Rasul Allah, beritakanlah itu kepadaku. Rasulullah saw bersabda: Al-Fatihah itu obat dari segala penyakit kecuali kematian.9
1 Dikutip dari Tafsir al-Hanafi; lihat Khazînat al-Asrâr 109
2 Bihâr al-Anwâr, 89: 157; dalam riwayat Ahli Sunnah, lihat Khazînat al-Asrâr 114. Al-Nazili mengatakan ia mengutipnya dari Rûh al-Bayân 4:487.
3 Bihâr al-Anwâr 89:138
4 Khazînat al-Asrâr 113
5 ibid 115
6 ibid 112, al-Durr al-Mantsûr 1:18. Berdasarkan hadis-hadis ini, semua mazhab selain mazhab Hanafi berpendapat bahwa dalam salat wajib dibacakan al-Fatihah. Mazhab Hanafi hanya mewajibkan membaca ayat Al-Quran saja, paling sedikit enam huruf seperti “tsumma nazhar” (QS 74:21). Mereka berpegang pada ayat Al-Quran: “Bacalah apa yang mudah dari Al-Quran ” (QS 73:20) dan hadis mutawatir dari al-Bukhari, Muslim, yang berbunyi “Kemudian bacalah apa yang ada padamu dari Al-Quran .” Mazhab-mazhab di luar Hanafi berbeda pendapat tentang apakah al-Fatihah itu wajib pada setiap rakaat atau tidak. Syafi’i, Hanbali, dan Maliki (pada sebagian pendapatnya) mene-tapkan pada setiap rakaat. Ja’fari dan Maliki (pada sebagian pendapatnya yang lain) hanya mewajibkan pada rakaat pertama saja. Hasan al-Bashri berpendapat: Cukup pada satu rakaat saja. Lihat Tafsir Ayat al-Ahkâm 13-14; 202-204; Tafsir al-Munîr 63-67.
7 Khazînat al-Asrâr 110
8 ibid 111
9 Bihâr al-Anwâr 89:143
sumber: http://suhendra-udan.blogspot.com/2009/08/fadhilah-al-fatihah.html
No comments:
Post a Comment