Tuesday, November 18, 2008

Bedug Ijo Mangunsari


Bedug Ijo Mangunsari

Kelestarian sebuah bedug hingga kini masih tetap terjaga. Walaupun sudah ada alat lain yang lebih Modern. Bedug masih digunakan sebagai alat panggilan atau tanda tanda waktu shalat telah tiba. Bedug raksasa ini hasil karya K.H Achmad Sabri, Tinggarjaya Jati Lawang, Purwokerto. Bedug tersebut, memiliki panjang 310 meter, berdiameter 186 cm ( pada bagian belakang dan depan ), berdiameter 220 cm ( pada bagian tengah ), keliling 186 cm.

Sejarah pembuatan Bedug raksasa inipun sangat luar biasa, karena selama pembuatan berlangsung, pembuat (tukang) haruslah dalam keadaan berpuasa. Bedug ini dibuat dari kayu Waru pada 20 Sa’ban 1412 H. Sedangkan alat pemukul bedug atau tongkat bedug adalah pemberian dari sultan Hasanah Baulqiyah, Brunai Darussalam.

nside of the mosque at the north east side , there is also a giant “bedug” by KH Ahmad Sobri, Tinggarjaya, Jatilawang, Purwokerto, Banyumas. This Bedug calls “Bedug IJo” Mangunsari is made at 20 Sya’ban 1424 H. It has 30 meters long and the front and the back’s diameter are 186 cm. The middle circle is 683 cm and it needs 165 nails. “The speciality of this bedug is where is it made, it is Mangunsari, this word comes from Arabic “Maun Syaar” which is said an “angker” tree. The maker is should always have “wudlu” and fasting.

No comments: