Dulu, katanya Kebon Sirih, Jakarta Pusat sepi. Kebon sirih berbeda. Kini hiruk pikuk dan menjadi salah satu pusat kemacetan di Ibu
Kampung Kebon Sirih (dulu banyak pohon sirih tumbuh di sini), merupakan salah satu kampung tua di
Ia membentuk sebuah lingkaran apa yang disebut Defensielijn Van den Bosh atau Garis Pertahanan Van den Boosh yang disebut Weltevreden. Yakni wilayah sekitar Gambir (kini Monas). Di sinilah tempat pusat pemerintahan kolonial Belanda. Di Jl Kebon Sirih, terdapat kantor DPRD DKI
Kebon Sirih, yang berdekatan dengan kawasan elite Menteng, merupakan salah satu pemekaran
Kebon Sirih terkenal dengan ratusan pengusaha kecil yang berkarya dalam industri jok. Hikayat Kebon Sirih sebagai pusat industri jok di
Karena industri jok di Kebon Sirih sudah berlangsung lebih tiga perempat abad, maka pekerja jok sekarang ini merupakan generasi ketiga. Tapi keberadaan mereka menjadi terganggu ketika di daerah ini perusahaan Bimantara membangun gedung megah dan besar, hingga banyak rumah penduduk tergusur. Apabila hal ini terus terjadi dikhawatirkan salah satu kampung tua dan bersejarah di
Nama Kebon Sirih termashur di mancanegara, karena di Jalan Jaksa yang terletak antara Jl KH Wahid Hasyim dan Kebon Sirih bertabur hotel murah meriah. Tempat berseliweran para turis (yang) berkantong cekak. Di sini juga digelar Pesta Jalan Jaksa. Cap jaksa pada jalan itu telah ada sejak sebelum pewrang dunia II. Konon, dulu jalan itu merupakan tempat pemondokan mahasiswa sekolah tinggi hukum Belanda di Jalan Merdeka Barat. (Kini Departemen Hankam). Namun, para mahasiswa itu tak mampu meraih gelar sarjana hukum (MR), cuma mampu tingkatan jaksa. Jadilah sepotong jalan sepanjang 450 meter itu disebut Jl Jaksa (sampai kini).
No comments:
Post a Comment