Sunday, April 29, 2012

MARK RUTTE, Pemimpin Ber-“IPK” Cum Laude dari Belanda

Saya sangat terkejut ketika membaca berita di beberapa kantor berita asing yang menyatakan kalau Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengundurkan diri pada beberapa waktu lalu. Awalnya, saya tidak berpikir bahwa Rutte mengundurkan diri. Maklum, berita perpolitikan Belanda memang tidak menghangat saat ini, karena Eropa sedang berkonsentrasi ke Prancis yang sedang menggelar pemilu presiden. Kenapa Rutte mengundurkan diri? Ternyata dia mundur karena berseberangan pendapat dengan mitra koalisinya Partai Kebebasan yang dipimpin oleh Geert Wilders. Keduanya berpendapat mengenai pemangkasan anggaran negara. Aneh ya! Beda pendapat kok bisa mundur! Usut demi usut, ternyata pengunduran diri Rutte disetujui oleh Ratu Beatrix. Terus terang, apa yang dilakukan oleh Rutte itu sangatlah mengherankan. Kenapa? Sebagai orang Indonesia, setiap hari saya disuguhkan oleh pemberitaan politik Indonesia yang menjemukan di mana semua orang di kekuasaan justru ingin mempertahankan kekuasaan, tetapi kok Rutte justru ingin melepaskan jabatannya. Sebagai orang yang awam, keputusan yang diambil oleh Rutte memang benar, jika kebijakan pemangkasan anggaran tidak disepakati oleh mitra koalisinya, berarti pemerintahannya bubar. Tanpa ragu, saya menyimpulkan kalau Rutte merupakan pemimpin yang ber-“IPK” Cum Laude! “IPK” yang saya maksud bukanlah Indeks Prestasi Kumulatif seperti yang diributkan oleh mahasiswa. Yang saya maksud “IPK” adalah Indeks Prestasi Kreativitas! Sebagai pemimpin dengan “IPK” tinggi, Rutte layak diteladani oleh siapa saja yang ingin menjadi pemimpin sebuah bangsa. Menurut saya, sebaik-baiknya pemimpin adalah dia yang mampu menjadi inspirasi oleh generasi selanjutnya. Dan itu Rutte. Rutte ber-IPK tinggi karena dia merupakan pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat dibandingkan pribadi . Dia tidak ingin menempatkan negerinya terus terombang-ambing di tengah ketidakjelasan anggaran. Pemimpin yang kreatif adalah pemimpin yang berani menyatakan pendapatnya dan tidak tunduk pada hegemoni yang sedang berkuasa. Ketika Rutte bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Januari 2012 saat berkunjung ke Belanda, Rutte menyarankan agar Netanyahu menghentikan pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat. Saya sangat memuji keberanian sikap Rutte itu. Jarang sekali pemimpin Barat yang berani melawan “hegemoni” Israel di dunia. “IPK” cum laude layak dipegang oleh Rutte karena dia merupakan pemimpin yang berani mengatakan salah adalah salah dan benar adalah benar. Apa contoh? Sangat nyata contohnya, yakni ketika Pemerintah Belanda secara resmi meminta maaf atas pembantaian terhadap 430 pemuda dan anak laki-laki dalam Tragedi Rawa Gede pada 1947. Itu terjadi pada pemerintahan yang dipimpin Rutte. Saya pikir, Rutte merupakan salah satu orang yang menyetujui permintaan maaf itu setelah keputusan pengadilan di Den Haag yang menyebutkan bahwa Belanda bertanggungjawab atas tragedi itu.
Terakhir, pemimpin yang ber-IPK tinggi adalah pemimpin yang hidupnya sederhana. Saya sangat tersentuh ketika melihat foto yang dijepret fotografer kantor berita di mana Rutte mengendarai sepeda menuju kantor. Dalam beberapa situs internet yang saya baca, Rutte menyempatkan diri mengajar di salah kampus selama dua jam dalam satu pekan. Pria yang masih lajang itu juga tidak malu berlibur bersama ibunya. Kelak, ketika saya menjadi pemimpin, saya menjadikan Rutte sebagai salah inspirasi saya, pemimpin ber-IPK cum laude. //// keterangan foto foto atas diambil dari www.dutchnews.nl foto bawah diambil dari www.yclingevolution.blogspot.com

2 comments:

Anisa Irma said...

kumlaud tuh impian semua mahasiswa. bagus banget deh kalo Rutte mampu ber-IPK kumlot....

Andika Hendra Mustaqim said...

IPK S-2 ku juga kumlot, meski S1 Ber-IPK dua koma, hahaha... tapi lebih penting itu adalah Indek Prestasi Kreativitas.... itu baru IPK semurni-murninya