Friday, April 24, 2015

Raja Belanda Rajanya Air

Pada 30 April 2013 silam, seperti biasa saya mengakses situs berita BBC. Bukan sekedar ingin tahu tentang berita internasional yang sedang tren. Tapi kebutuhan. Adalah saya sangat terkejut ketika membaca berita pelantikan Raja Belanda Willem-Alexander. Setelah dilantik, biasanya raja baru akan pawai keliling kota. Umumnya mereka mengenakan kereta kencana dengan kuda yang kekar. Tapi saya tak melihat hal itu pada perayaan pelantikan Raja Belanda Willem-Alexander. Apa yang terjadi? Pawai penyambutan raja baru itu dilakukan di sungai! Aneh bukan main. Maklum, aku belum pernah ke Belanda. Di Indonesia, sungai identik dengan kotor dan jorok. Segala sesuatu yang bersifat buangan dan sampah diidentikkan dengan sungai. Tapi, pawai raja baru justru dilakukan di Belanda. Berarti orang Belanda memiliki pola pikir dan persepsi yang berbeda tentang sungai. Buktinya pawai raja baru saja digelar di sungai! Adalah Sungai IJ di Amsterdam yang digunakan sebagai lokasi raja baru Belanda itu menyambut rakyat yang mengucapkan selamat dan mengelu-elukan. Saat saya melihat video pawai itu di YouTube, saya dibuatnya merinding. Lebih dari 200 kapal yang dihias dengan mayoritas warna orange ikut dalam pawai itu. Sepanjang tepian sungai, ribuan warga Belanda melambaikan tangan dan berteriak histeris menyambut haru raja baru mereka. Saya pun membayangkan bagaimana jika perayaan pelantikan presiden Indonesia mendatang, tidak menggunakan kereta kencana dan mengeliling jalanan protokol di Jakarta. Bukan mencontek dan meniru. Akan sangat atraktif jika perayaan presiden Indonesia diarak dengan menggunakan kapal di Sungai Ciluwung yang membelah Jakarta. Saya menjamin orientasi Indonesia tidak lagi ke darat, tetapi ke air, bisa sungai dan laut. Apalagi, program pemerintah berkuasa di Indonesia berorientasi ke air, terutama maritim. Maaf, itu hanya saran saya sebagai warga negara biasa. Ternyata dalam pelantikan Raja Willem-Alexander juga diperdengarkan sebuah lagu yang didedikasikan untuk raja baru itu. Lagu itu cukup bagus, menurut saya. Meskipun, lagu cukup mendapatkan kritikan pedas di Belanda. Saya tak membahas hal itu, karena saya tidak suka mengkritik karya orang, saya lebih suka berkarya. Judul lagu penghormatan itu berjudul "Het Koningslied" atau diterjemahkan dalam bahasa Inggris “King's Song”, saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi “Lagu untuk Raja”. Lagu itu dinyanyikan Marco Borsato dan Trijntje Oosterhuis dengan alunan rap dari Lange Frans. John Ewbank merupakan pencipta lagu tersebut. Saya tak mampu menjelaskan kepiawaian mereka, karena saya tak mengenal mereka. Maaf... Lagu versi bahasa Belanda itu saya dengarkan dan saya rasa cukup asyik. Tapi, karena saya tak paham Bahasa Belanda, saya memilih mencari terjemahan dalam Bahasa Inggris. Dan itu saya temukan di situs berita DutchNews. “I will build a dyke with my bare hands / And keep the water away from you.... The W for water we won’t give way to / We’ll drain it and build dykes...” demikian beberapa bait dalam lagu itu. Saya mencoba menerjemahkan dalam Bahasa Indonesia. “Saya akan membangun bedungan dengan tangan kosong / Anda menjauhkan air dari kamu.... W untuk air, kita tidak akan kalah/ Kita akan membedungnya dan membangun bendungan...” Berdasarkan analisis lagu itu, secara kasat mata sangat jelas, salah satu tanggungjawab utama seorang Raja Belanda adalah mengurusi air. Faktanya? Raja Willem-Alexander adalah seorang pakar manajemen air. Salut untuk Sang Raja. Kepakaran dalam bidang manajemen air itu ditunjukkan Willem-Alexander dengan keterlibatannya secara aktif dalam manajemen air baik di tingkatan Belanda hingga dunia. Pada 2000, dia ditunjuk sebagai kepala Komisi Manajemen Air Terintegrasi Belanda. Salah satu kontribusi nyata Willem-Alexander adalah Program Delta yang sukses menyelamatkan Belanda dari dampak perubahan iklim. Apa itu Program Delta? Dalam satu paragraf saya berusaha menjelaskannya. Program Delta merupakan proyek raksasa membendung Laut Zuiderzee dengan tanggul sepanjang 30 km. Program itu telah dimulai sejak 1937 dan terus berkembang sekarang. Terbosan inovatif yang dilakukan Willem-Alexander adalah mendirikan "Future Fund" untuk memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah. Menariknya, hasil dari "Future Fund" akan digunakan untuk membiayai penelitian dasar dan terapan, khususnya berkaitan dengan teknologi Delta. "Teknologi Delta merupakan salah satu sektor inovasi yang mampu menyelamatkan Belanda dari banjir," klaim Willem-Alexander pada pidato kenegaraan pada 16 September 2014 silam. Inovasi Delta menjadikan Belanda sebagai pemimpin di bidang manajemen air. Boleh saya katakan, berkat inovasi Delta juga, Raja Belanda merupakan satu-satunya pemimpin dunia yang ahli dalam bidang manajemen air. Bukan hanya jaminan inovasi yang diberikan Willem-Alexander. Dia juga menjamin Program Delta akan memiliki anggaran yang cukup. "Delta akan membuat negara kita semakin aman dan memberikan sektor air Belanda semakin kuat," janjinya. Raja Willem-Alexander memang selalu menekankan pentingnya inovasi. Belanda memang identik dengan inovasi sejak dahulu kalu. Inovasi itulah yang menjadikan produktivitas orang Belanda lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Menakjubkan! Bagaimana dengan Indonesia? Hanya jadi penonton atas kesuksesan Willem-Alexander memimpin inovasi Program Delta? Tidak. Pada September 2013, Jakarta telah menjadi sister city dari Kota Rotterdam yang ditandatangani oleh Walikota Rotterdam, Aboutaleb, dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Ketika posisi gubernur dilanjutkan kepada kerjasama itu tetap dilanjutkan oleh Basuki Tjahaja Purnama. Fokus kerjasama adalah mengintegrasikan pengelolaan air perkotaan, termasuk pengembangan kapasitas dan pertukaran pengetahuan. Referensi Teks: 1. http://www.hollandtrade.com/media/features/special-reports/investiture/?bstnum=5226 2. https://www.rabobank.com/en/about-rabobank/background-stories/food-agribusiness/royal-vision-on-innovative-future-of-farming.html 3. http://www.nesoindonesia.or.id/berita/2014/september/jakarta-dan-rotterdam-perkuat-hubungan-dalam-pengelolaan-air-perkotaan Referensi Foto: www.hollandtrade.com

No comments: